Diskusi Pengembangan Kurikulum dengan Dudi Prasetio Praktisi Aircraft Structural Analysis

Melanjutkan kuliah tamu, Bpk Dudi Prasetio diajak diskusi masalah pengembangan kurikulum usai makan siang. Agenda kegiatan ini pada hari Sabtu 29 Oktober 2022 bertempat di Ruang Rapat Lantai 2 Fakultas Teknik Universitas Jember.

Agenda dimulai dengan penyajian bangunan kurikulum S-1 Teknik Mesin, Bpk Dudi pun mengikuti dengan seksama. Pada sesi masukan dan tanya jawab, beliau menyampaikan pada umumnya kurikulum sudah baik. Beliau justru menekankan budaya belajar yang agak berbeda antara kampus di Indonesia dan di Amerika. Salah satu perbedaan adalah tentang pelaksanaan ujian, kalau di Amerika- berdasarkan pengalaman putra beliau yang kuliah di sana, bahwa ujian tidak akan pernah keluar dari apa yang diajarkan. Kalau dosen memeberi kisi-kisi atau contoh soal misalnya 100, pasti soal ujian diambil dari situ. Tidak ada istilah yang dipelajari tidak keluar di ujian. Kalau tidak dapat mengerjakan soal ujian, itu pasti mahasiswa tersebut tidak belajar.

Kedua, tentang penekanan pembelajaran. Bahwa seorang mahasiswa di Amerika ditekankan pada proses pembelajaran yang benar, tidak menekankan hasil akhir. Karena jika proses sudah betul dan hasilnya betul maka nilai A+. Namun, jika prosses sudah betul, hitungan (hasil) akhirnya masih salah, hanya dapat pengurangan nilai menjadi A-.

Perbedaan utama ketiga adalah masalah disiplin waktu. Mereka budaya tepat waktu dan disiplin. Kebiasaan disiplin justru menjadi modal utama budaya kerja.

Atas pertanyaan kemungkinan jalinan kerjasama mendukung MBKM, berupa magang, beliau memersilahkan membuak web di boeing.com. Ada kesempatan internship global yang dibuka secara periodic. Selama intership dibayar dengan tunjangan hidup yang memadai untuk hidup di Amerika. Bahkan jika performa mahasiswa selama internship dinilai baik, kemungkinan besar untuk dapat diterima bekerja di sana.

Menanggapi pertanyaan dari Mas Dimyati tentang software yang digunakan di tempat belaiu bekerja, Pak Dudi menjawab bahwa banyak software yang digunakan tergantung bagiannya. Beliau sendiri menggunakan Nastran. Yang paling utama bagi seorang sarjana mesin adalah penguasaan dalam menggambar mesin dan mekanika teknik. Failure analysis yang beliau sarankan juga sudah masuk dalam cakupan mata kuliah Mekanika Perpatahan.

Beliau menekankan masalah softskill mahasiswa, misalnya kepercayaan diri, kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan menggunakan bahasa internasional, serta kemampuan bekerja sama dalam sebuah kelompok atau team work.

Susana serius tapi santai mewarnai diskusi kurikulum ini

Akan halnya kurikulum jenjang magister (S-2) Teknik Mesin, beliau menekankan pentingnya kemampuan analisis yang lebih mendalam. Menurut beliau selain kemampuan menggunakan alat bantu atau software, namun lebih penting lagi adalah kemampuan hand analysis.

Walaupun serius, suasana diskusi tetap akrab dan santai. Sambil sesekali mengingat kejadian dan peristiwa konyol dan kadang menegangkan di saat Bpk Dudi masih kuliah S-1 bersama Bpk Gaguk dan Bpk Aris. Pertemauan ini sekaligus menjadi reuni tipis-tipis mereka bertiga.
Hal menarik beliau tawarkan untuk diadakan kuliah  tamu dari beliau dan para teman-temannya yang bekerja di Amerika. Tentu disambut dengan sangat baik oleh kita Mesin UNEJ. Walau kuliah tersebut bersifat daring, namun dapat diselenggarakan secara seri atau beberapa sesi.

You may also like...