Pengabdian Masyarakat ke Banyuwangi (Topik 2: Mesin Pencacah Bahan Kompos)
Hadir dalam acara ini Kepala Desa Sempu Bapak Nanang, penyuluh pertanian dan peternakan drh Yeni; tentu saja para kelompok tani yang menjadi mitra langsung pengabdian ini. Sebagai informasi, mitra pengabdian ini dalah Kelompok Tani “Melati” yang diketuai oleh Bpk Misrawi. Kelompok tani ini beranggotakan 150 orang. Pada sambutannya, Bpk Nanang menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan mesin pencacah sampah organic ini, sebuah bantuan yang dapat dirasakan langsung oleh sebagain warga desa Sempu. Pada acara bincang santai, beliau berharap agar kegiatan ini dapat dilanjutkan dan prioritas dalam waktu dekat adalah mereka butuh mesin pembabat jerami pasca panen. Bahkan jika mungkin mereka berharap mendapat hibah alat pencacah plastik untuk menggulangi sampah plastik yang sudah terasa dampaknya bagi desa. Kedua mesin tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat mempercepat penangan lahan pasca panen untuk dsiap ditanami kembali. Sedangkan, mesin plastic akan dikelola oleh BUMDES.
Selain penyuluhan, acara pengabdian langsung diikuti peragaan dan serah terima mesin pencacah ini. Bahan-bahan yang akan dicacah sudah disdiakan tuan rumah berupa kotoran sapi, rerumputan, dedaunan, pohon singkong lengkap dengan daunnya, serta seonggok kulit singkong yang telah dijemur sebelumnya. Kotoran hewan sebagai bahan pertama yang akan dihancurkan. Para mahasiswa dengan sigap mengumpankan ke hoper atas, membuka tutup bawah hoper, dan…. dalam sekejap kotoran hewan telah keluar dari mulut pengeluaran dan sudah dalam bentuk butiran kecil karena telah melewati penyaring. Kemudian mesin dibuka untuk melepas penyaring dan menjadikannya sebagai mesin pencacah sampah organic. Untuk fungsi kedua ini, dedaunan dimasukkan melalui pintu umpan (hoper) samping…dan keluar sudah menjadi rajangan berukuran kecil. Batang pohon ketela pun lumat ketika dimasukkan ke mesin ini.
Sesekali Nampak Pak Wawan (panggilan akrab Dr Yuni Hermawan) dan Mas Masrukin ikut mengumpan dedaunan dan batang kayu ketela. Kemudian, ketua dan anggota kelompok tani dipersilahkan mencoba ikut mengumpankan dedauanan yang tersisa. Tak lupa mereka dibimbing prakteknya langsung oleh para mahasiswa ini, mulai dari memasang dan membongkar penyaring, menutup dan mengencangkan tabung pencacah, kemudian menghidupkan dan mematikan mesin.
Acara berakhir tengah hari menjelang senja. Nampak wajah sumringah ketua kelompk tani Melati dan anggotanya. Dibalas senyum lega oleh tim pengabdi dari dosen dan mahasiswa berbagai jenjang dari Univeritas Jember ini.
(Pewarta: M. Darsin)