Tetap produktif pada masa pandemi corona

Pada masa pandemi covid-19 banyak kegiatan lesu: kampus hampir tutup, pembelajaran diselenggarkan daring (online), praktikum berbasis peralatan laboratorium hampir tidak berjalan. Demikian juga kuliah lapangan, kerja praktek, KKN semua ditunda. Tidak hanya dunia kampus yang terpengaruh, dunia bisnis hanya tinggal toko dan pasar penyedia kebutuhan pokok yang boleh beroperasi. Transpostasi umum ditutup. Bahkan banyak perumahan, kampung dan gang-gang memasang portal lengkap dengan banner atau spanduk yang melarang orang luar komunitas mereka masuk.

Ya sebuah “tragedi” yang belum pernah terjadi paling tidak sepanjang hidup saya yang sudah setengah abad. Akankah kita ikut menjadi loyo dan pasrah akan keadaan? Sebentar, bulan Ramadhan baru saja berlalu. Di saat kita tidak makan di waktu pagi sampai sore ternyata banyak aktivitas lain yang dapat kita jalankan seiring berkurangnya waktu untuk makan dan memimikirkan makanan. Lalu, mengapa kita memperlakukan masa pandemi ini seperti masa Ramadhan dalam arti luas? Mari kita coba menelisik bebapa aktivitas yang biasanya kita selaku “orang kampus” baik sebagai mahasiswa atau pun dosen biasanya tidak ada waktu untuk itu.

Menulis artikel untuk publikasi di jurnal

Publikasi salah satu dosen semasa pandemi corona

Ya inilah saatnya menyibukkan diri menulis! Karena pada keadaan normal banyak “gangguan” dirasakan karena sebagian waktu habis untuk di jalan dan kegiatan akademik di kampus.  Pengalaman pribadi, Alhamdulillah, beberapa artikel dapat terbit. Ada beberapa yang telah saya submit sebelum masa pandemi, namun mendapat respon untuk revisi baru-baru ini.

Tentu menulis artikel sebanyak itu tidak saya lakukan sendirian. Kebanyakan artikel kami tulis bersama mahasiswa dan kolega. Berdasarkan pengalaman, kita tidak dapat mengandalkan tulisan mahasiswa untuk langsung disubmit ke sebuah jurnal. Perlu divermak dan dipercantik baik tata tulis, tampilan gambar dan ilustasi, dan yang tidak kalah penting adalah memunculkan keunggulan apa yang sedang kita teliti. Walau temuan kita kecil, namun perlu seni menulis dalam pembahsan untuk membuatnya menarik. Lebih lagi kalau artikel ini disarikan dari skripsi atau tesis mahasiswa, kadang perlu tambahan analisis sendiri dari dosen supaya lebih dalam dan mengena. Seperti contoh artikel tersbut di poin (e), pada mulanya ketika pada round pertama langsung ditolak mentah-mentah oleh editor karena dianggap tidak mengikuti template jurnal. Maklum waktu itu, kami sebagai pembimbing dengan alasan klasik sibuk sampai tidak sempat memerikas dengan detil kesesuaian hasil tulisan mahasiiswa dengan template yang seharusnya diikuti. Namun ketika saya sendiri sebagai mantan pembimbingnya turun tangan dan merevisi total baik konten maupun tata tulis, maka langsung dinyatakan diterima tanpa ada revisi. Lain halnya, dengan jurnal yang di poin (f). Itu artikel ditulis mahasiswa S-1 bimbingan kami yang ingin mencoba publikasi berbahasa Inggris walau penerbitnya di dalam negeri. Maka kami ajari cara mncari dan menlusur jurnal. Dia memilih menulis di Jurnal Emitter punya Politeknik Elektronika Negeri Surabya. Jurnal ini cukup bengensi karena mendapat sertifikat akreditasi Sinta 2. Hasil blind review oleh dua reviewer dengan hasil yang sangat memprihatinkan, satu menolak dengan tegas yang lain menyarankan perbaikan total. Kabar baiknya pihak editor masih meberi kesempatan untuk memperbaiki paper. Dalam keadaan seperti ini, pembimbing sebagai correspondence author harus turun tangan, mengingat mahasiswa sudah lulus dan sedang berusaha mencari kehidupan barunya setelah menjadi sarjana. Batas waktu revisi yang diberikan tidak cukup untuk merombak total, maka kami minta perpanjangan dan disetujui. Alhasil, paper dapat diterima dengan revisi minor. Semoga kedua artikel tersebut dapat terbit di bulan Juni 2020 ini sesuai kala terbitnya jurnal tersebut.

Selain enam paper tersebut, masih ada satu  paper kami submit di jurnal internasional sekarang pada tahap revisi dan tiga paper di jurnal nasional belum dapat umpan balik dari editor jurnal.

(Pewarta: M. Darsin)

You may also like...